Klasifikasi Tanaman Ketumbar (Coriandrum sativum):
- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Apiales
- Famili: Apiaceae
- Genus: Coriandrum
- Spesies: C. sativum
Asal Usul dan Sejarah Tanaman Ketumbar (Coriandrum sativum):
Tanaman ketumbar memiliki sejarah panjang yang mencakup berbagai budaya dan wilayah. Berikut adalah ringkasan asal usul dan sejarah tanaman ketumbar:
1. Asal Usul:
- Ketumbar diyakini berasal dari wilayah Selatan Eropa, Timur Tengah, dan Asia Tengah.
- Tanaman ini telah digunakan dalam pengobatan tradisional dan sebagai bahan rempah-rempah selama ribuan tahun.
2. Penggunaan Historis:
- Budaya Mesir kuno dan Romawi telah mencatat penggunaan ketumbar sebagai rempah-rempah dan obat-obatan.
- Di India, ketumbar telah digunakan dalam masakan dan obat-obatan Ayurveda selama berabad-abad.
3. Persebaran Global:
- Seiring waktu, tanaman ketumbar menyebar ke seluruh dunia melalui perdagangan dan migrasi, menjadi bagian integral dari berbagai masakan.
Morfologi Tanaman Ketumbar (Coriandrum sativum):
1. Akar dan Batang:
- Akar tanaman ketumbar bersifat serabut dan berada di dalam tanah.
- Batangnya berbentuk silindris dan dapat mencapai ketinggian sekitar 50-60 cm.
2. Daun:
- Daunnya berbentuk umbel, dengan daun majemuk yang berbentuk bulat, lobus, dan bergerigi.
3. Bunga dan Buah:
- Tanaman ketumbar menghasilkan bunga kecil yang berwarna putih atau merah muda.
- Buahnya berbentuk bulat dan memiliki aroma khas, berisi biji-biji kecil yang merupakan bagian yang umumnya digunakan sebagai rempah.
4. Biji: Biji ketumbar memiliki rasa pedas dan aromatik yang khas.
5. Pertumbuhan:
- Ketumbar termasuk tanaman tahunan atau dua tahunan, tetapi sering ditanam sebagai tanaman tahunan.
Syarat Tumbuh Tanaman Ketumbar (Coriandrum sativum):
1. Iklim:
- Suhu optimal: 17-24°C.
- Tumbuhan ketumbar lebih suka iklim sejuk hingga hangat dan tidak tahan suhu yang terlalu ekstrem.
2. Pencahayaan:
- Memerlukan sinar matahari penuh atau setengah hari, terutama pada pagi hari.
3. Tanah:
- Tanah yang baik terdrian dan kaya humus.
- Kecenderungan tanah berpasir atau berlempung lebih disukai.
4. Drainase:
- Tanaman ketumbar memerlukan drainase yang baik untuk mencegah akumulasi air yang berlebihan.
5. Pemupukan:
- Pemberian pupuk organik atau pupuk kandang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
6. Air:
- Tanaman ini memerlukan penyiraman yang cukup, tetapi terhindar dari genangan air.
Kandungan Gizi Tanaman Ketumbar (Coriandrum sativum):
1. Zat Gizi:
- Mengandung vitamin A, C, dan K.
- Kaya akan mineral seperti besi, kalsium, magnesium, dan potassium.
2. Senyawa Aktif:
- Mengandung senyawa fenolik dan flavonoid yang memiliki potensi antioksidan.
- Minyak esensial yang memberikan aroma khas, terutama linalool dan geraniol.
3. Protein dan Serat:
- Sumber protein yang baik dan mengandung serat pangan yang mendukung pencernaan.
4. Minyak Lemak:
- Mengandung minyak lemak esensial dengan asam lemak seperti petroselinic acid.
Daftar Pustaka:
- Salehi, B., et al. (2019). Coriandrum sativum L. - based dietary supplements: a re-emerging functional food. Food & Function, 10(11), 7482-7498.
- Singh, G., & Kapoor, I. P. (2011). Chemistry and bioactivities of essential oils of some Ocimum species: an overview. Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine, 1(3), 209-219.
- Bajpai, V. K., et al. (2011). Coriandrum sativum Linn. A potential source of high-value components for the food and pharmaceutical industry. Critical Reviews in Food Science and Nutrition, 51(2), 167-178
- Sofi, A. A., Wani, S. H., & Rather, A. G. (2015). Coriandrum sativum—important medicinal and aromatic plant of Apiaceae family. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, 7(2), 30-37.
- Singh, G., et al. (2010). Biology, cultivation, and utilization of coriander (Coriandrum sativum L.): a review. Journal of Herbs, Spices & Medicinal Plants, 16(2), 143-163.
- Meena, A. K., & Sethi, M. (2016). Coriander (Coriandrum sativum L.) seed oil as drought-tolerant agrochemical in the enhancement of carbohydrate and antioxidative metabolism in Glycine max L. Merrill. Journal of Plant Growth Regulation, 35(4), 985-997.
- Rehman, N., Abbas, G., Akram, M., Iqbal, M., & Javed, F. (2015). Coriandrum sativum: a daily use spice with great medicinal effect. Journal of Coastal Life Medicine, 3(3), 227-233.
- Khosa, R. L., & Prasad, S. (2014). Coriandrum sativum Linn.: a review on phytochemistry, therapeutic uses and cultivation. Journal of Natural Remedies, 14(1), 1-6.
- Chopra, R. N., Nayar, S. L., & Chopra, I. C. (1956). Glossary of Indian medicinal plants. Council of Scientific & Industrial Research
- Badgujar, S. B., Patel, V. V., & Bandivdekar, A. H. (2014). Foeniculum vulgare Mill: a review of its botany, phytochemistry, pharmacology, contemporary application, and toxicology. BioMed Research International, 2014.
- Morton, J. F. (1976). Coriander. In Fruits of warm climates (pp. 360-365).
- Bown, D. (1995). The Herb Society of America New Encyclopedia of Herbs & Their Uses. Dorling Kindersley.
- Singh, G., et al. (2011). Coriander (Coriandrum sativum L.) and its bioactive constituents. Critical Reviews in Food Science and Nutrition, 51(4), 267-275.
- Sharma, V., et al. (2016). Coriander: A potential source of high-value components for functional foods and nutraceuticals—a review. Phytochemistry Reviews, 15(1), 107-126.
- Husain, A., & Virmani, O. P. (1994). Coriander (Coriandrum sativum L.) – chemistry and biology. Critical Reviews in Food Science and Nutrition, 34(3), 267-277.
Komentar
Posting Komentar